Jakarta - Meski berada di dalam kandungan, bukan berarti bayi tidak bisa merasa respons dari luar. Justru respons yang merupakan bagian dari stimulasi bisa meningkatkan kecerdasan anak.
Psikolog anak dan keluarga Rusyika Thamrin Psi, CBA, CPHR menjelaskan, pada usia 3 minggu kehamilan otak bayi mulai dibentuk. Lalu di usia 20 minggu bayi telah memproduksi seluruh sel otak yang dibutuhkan selama hidupnya.
"Pada usia 7 bulan, bayi mulai kehilangan sel otak yang tidak distimulasi. Pada usia 8 bulan sekitar 40-75 persen sel otak bayi akan rusak akibat kurangnya stimulasi," jelas perempuan yang akrab disapa Tika ini.
Hal itu disampaikan dia dalam diskusi bertajuk "Mengembangkan Kecerdasan Anak Sejak dalam Kandungan" di Brawijaya Women and Children Hospital, Jl Taman Brawijaya, Jakarta, Sabtu (22/9/2007).
Ada berbagai macam cara untuk stimulasi otak bayi. Pada usia kehamilan 20 minggu, mulailah memperdengarkan berbagai jenis musik dan bahasa asing kepada bayi.
"Mozart sangat disarankan karena iramanya yang rileks dan tenang," imbuh perempuan berkerudung ini.
Pada usia kehamilan 22 minggu, stimulasi perabaan sudah diperlukan. Caranya adalah dengan memijat bayi melalui pusar dan perut ibu. "Saat bayi menendang responslah dengan menekan perut dengan lembut," lanjut Tika.
Di usia kehamilan 26 minggu, stimulasi penglihatan harus sudah dilakukan. Caranya adalah dengan mengarahkan senter ke arah perut dengan menyalakan dan mematikannya sebanyak 3-4 kali.
"Stimulasi prenatal itu bisa meningkatkan kemampuan visual, auditori, dan motorik bayi," imbuh Tika.
Ditambahkan dia, bayi akan merasa tenang jika didengarkan musik yang biasa didengar saat masih di kandungan. Bayi juga akan menunjukkan kapasitas belajar yang tinggi, memiliki IQ yang lebih tinggi dan lebih kreatif, serta bayi lebih percaya diri.
"Nantinya bayi ini akan menjadi bayi yang dinamis, rileks, dan penuh inisiatif. Dia juga akan mudah tertawa dan menyesuaikan diri secara sosial, serta memiliki koordinasi fisik yang baik," tutur Tika. (nvt/nrl)
|